Kisah Perempuan Muda yang Merintis Usaha Digital dari Nol

11 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
bisnis online
Iklan

***

Oleh: Wulan Indriani Saputri, Mahasiswi Prodi KPI Semester 5 Institut Muslim Cendekia

     Wawancara ini dilakukan dengan seorang pebisnis digital bernama Zakia Azzahra Sidik. Ia seorang perempuan berusia 21 tahun yang saat ini masih memiliki tanggungan terhadap orang tuanya.

Zakia merupakan pemilik sebuah brand yang bergerak di bidang bisnis online. Usaha ini telah ia jalankan selama kurang lebih dua tahun, di sela-sela pekerjaannya sebagai staf administrasi di sebuah SPBU. Omzet dari usahanya tidak menentu, dengan rata-rata penjualan sekitar Rp300-500 ribu per minggu.

     Motivasi awal Zakia memulai usaha digital ini muncul karena kondisi setelah lulus sekolah, ia belum memiliki pekerjaan. Melihat tren banyak orang berjualan online melalui platform seperti Shopee dan TikTok, ia kemudian mencoba peruntungan dengan menjual hasil editan desain yang ia buat di Canva. Dari situ, ia mulai menekuni dunia bisnis digital.

     Namun, perjalanan usahanya tidak selalu mulus. Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah sulitnya membuat konten dan mempromosikan produk. Selain itu, keterbatasan waktu karena bekerja dari pagi hingga sore membuatnya kesulitan untuk konsisten dalam mengelola toko online, sehingga terkadang harus menutup tokonya sementara. Meskipun begitu, respon dari pelanggan awalnya cukup positif. Mereka merasa puas dengan hasil editan dan konten promosi yang ia bagikan di TikTok.

     Strategi yang sering digunakan Zakia dalam menjalankan usahanya adalah membuat konten di TikTok, seperti video proses packing orderan atau restock barang-barang keperluan packing. Menurutnya, strategi pemasaran yang paling efektif adalah melalui konten kreatif dan juga siaran langsung di TikTok atau Shopee. Dalam hal manajemen waktu, Zakia mengaku masih menjalaninya sesuai dengan kondisi dan mood, biasanya mempersiapkan orderan di malam hari setelah pulang kerja. Jika pesanan membludak, ia memilih untuk menutup toko sementara karena tidak ada yang membantu dalam proses packing.

     Dalam hal inspirasi, Zakia tidak memiliki satu sosok role model tetap. Ia lebih sering belajar dari konten penjual luar negeri, mulai dari cara membuat konten, promosi, hingga strategi penjualan. Ke depan, ia berharap dapat membuka toko offline sendiri di depan rumahnya sebagai bentuk pengembangan usahanya. Jika usahanya diibaratkan sebagai seorang manusia, Zakia menggambarkannya sebagai sosok yang lucu, cantik, aesthetic, dan soft.

     Untuk para pemula yang ingin memulai usaha digital, Zakia memberikan pesan agar tidak takut untuk memulai. Ia sendiri hanya bermodalkan uang tabungan sekolah sebesar Rp500 ribu rupiah dan keberanian. Menurutnya, niat dan konsistensi dalam membuat konten maupun produk baru sangat penting karena itulah yang selalu ditunggu-tunggu oleh para pembeli. Pelajaran berharga yang bisa diambil dari perjalanan usahanya adalah pentingnya keberanian mencoba hal baru, tidak mudah menyerah ketika hasil belum sesuai ekspektasi, serta terus belajar untuk berkembang dan mengeksplorasi hal-hal baru.

     Dengan pengalaman ini, Zakia menunjukkan bahwa meskipun usaha digital memiliki tantangan, dengan tekad, kreativitas, dan keberanian, peluang untuk berkembang selalu terbuka.

Sukabumi, 8 September 2025

 

*) Artikel ini merupakan tugas mata kuliah kewirausahaan pada semester V Prodi KPI Institut Muslim Cendekia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Wulan Indriani Saputri

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler